Cuma feeling aja sih...
Kisah Demokrat ditangan AHY akan mengikuti kisah Golkar jaman Pak Abu Rizal Bakrie dan PPP di tangan Pak Suryadharma Ali.
Pak Abu Rizal dan Pak Suryadharma adalah sama-sama Ketua Umum yang sah. Karena kedua Ketua Umum tadi bermain di area Oposisi, Penguasa tinggal menjalankan "Operasi Intelijen Divide Et Impera".
Agung Laksono menggoyang Golkar dan Romy Romahurmuzy menjegal Suryadharma Ali. Tinggal Menkumham sebagai representasi kekuasaan yang bertugas mengesahkan "barang" itu. Sah sudah "Kudetanya".
Tentu saja kecuali Pak SBY memiliki "Kartu Truf" tersendiri yang bisa memaksa Penguasa menghentikan aksinya.
Tapi rasa-rasanya baik Pak SBY maupun Penguasa sekarang sama-sama saling sandera dan memiliki "Kartu Truf" masing-masing.
Ini dulu yang saya sesalkan. Kenapa di 2014 Pak SBY bermain aman dan diam-diam mendukung Penguasa sekarang.
Saya sudah bolak-balik menyampaikan analisa saya di tahun 2014 Pak SBY diam-diam mendukung dan "memenangkan" Penguasa sekarang. Buktinya Cawapres Pak Prabowo dikala itu adalah Pak Hatta Radjasa. Besan Pak SBY sendiri. Tapi Pak SBY dan Demokrat malah memilih "netral". Sikap paling sopan untuk menyampaikan dukungan.
Berharap saja AHY mampu melewati gelombang yang saya yakini akan semakin membesar.
(By Azwar Siregar)