[PORTAL-ISLAM.ID] Kerumunan yang terjadi saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Maumere NTT seakan menampar komitmen pemerintah yang selalu menggalakan taat protokol kesehatan (prokes) di tengah pandemi Covid-19.
Dalam video yang beredar luas, tampak masyarakat sekitar abai terhadap protokol kesehatan. Mereka abai dan tetap berkerumun demi bertemu langsung Presiden Joko Widodo.
Menurut Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem), Iwan Sumule, kerumunan tersebut menunjukkan kelalaian pemerintah daerah dalam menegakkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Di video tampak tak ada prokes, massa tak pakai masker, menunjukkan Pemda tak berlakukan prokes dan aturan PPKM seperti instruksi pemerintah pusat," ujar Iwan Sumule di akun Twitternya, Selasa (23/2/2021).
Yang makin membuat miris, peristiwa tersebut juga turut dibumbui dengan aksi pemberian bingkisian oleh Presiden Joko Widodo dari atas mobil dengan kap terbuka.
"Alasannya spontanitas, dan ada juga pelemparan paket kepada kerumunan massa oleh Jokowi," sambungnya.
Peristiwa tersebut juga makin menunjukkan perbedaan perlakuan penegakan hukum di mata rakyat. Sebab beberapa kasus pelanggaran protokol kesehatan sebelumnya kerap berujung pada meja hukum.
"Dengan prilaku yang sama yang dipertontonkan Presiden Jokowi telah membuat rakyat dipidana. Tak patuhi prokes dan PSBB (Sekarang PPKM). Hak dan kewajiban yang setara dalam hukum dan pemerintahan yang diamanatkan konstitusi negara UUD 1945 telah dikhianati," tegas Iwan Sumule.
"Rakyat dihukum, rakyat diminta maklum," demikian Iwan Sumule.
Berkenaan dengan peristiwa kerumunan tersebut, pihak istana negara telah buka suara. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di Maumere saat Presiden Jokowi dalam rangka kunjungan kerja untuk meresmikan Bendungan Napun Gete.
Pihak istana berdalih spontanitas. Saat dalam perjalanan, warga sekitar sudah menunggu di pinggir jalan dan mendekati mobil yang ditumpangi presiden.
"Saat rangkaian melambat, masyarakat maju ke tengah jalan sehingga membuat iring-iringan berhenti. Mobil yang digunakan presiden atapnya dapat dibuka, sehingga presiden dapat menyapa masyarakat, sekaligus mengingatkan penggunaan masker," kata Bey kepada wartawan. [RMOL]