[PORTAL-ISLAM.ID] Penembakan berujung maut diletupkan Bripka Cs seorang buser Polsek Kalideres terhadap anggota TNI AD terjadi di Cengkareng, Jakarta Barat. Insiden berdarah tepatnya terjadi di sebuah kafe RM. Buntut kejadian ini tiga orang tewas dan satu orang mengalami luka-luka.
Dilaporkan bahwa penembakan hingga merenggut nyawa tiga pria tersebut terjadi pada subuh hari sekitar pukul 04.30 WIB. Padahal diketahui saat ini masih diberlakukan masa PSBB dan PPKM untuk mencegah penularan COVID-19. Dengan demikian tempat makan dan kafe tidak boleh dibuka hingga dini hari apalagi hingga subuh saat pandemi.
Namun ternyata kafe RM yang bisa menjadi tempat kejadian perkara (TKP) ini buka dan beroperasi bahkan hingga subuh hari.
Kasat Pol. PP Jakarta Barat Tamo Sijanat mengatakan, pihaknya telah dua kali melakukan penindakan terhadap kafe RM. Sayangnya kata dia manajemen kafe itu tetap membandel buka usaha di tengah pandemi.
Kafe RM kata dia pernah didenda oleh Satpol PP Rp5 juta dalam sekali sanksi. Namun pemilik tidak juga kapok dan kafe hiburan itu tetap buka. Hingga kemudian pada Kamis dini hari, 25 Februari 2021 terjadi kasus penembakan di kafe tersebut.
"Ya buka itu. Sebenarnya udah dua kali kita tindak melanggar protokol kesehatan, dia kita tindak didenda Rp5 juta," ujar Tamo pada saat dikonfirmasi, Kamis 25 Februari 2021.
Tamo mengatakan pihaknya telah memberikan sanksi penutupan 1x24 jam hingga denda administrasi maksimal sesuai pelanggaran kafe tersebut.
Tamo menjelaskan setelah dilakukan penindakan dua kali namun kafe RM mengubah konsepnya menjadi restoran. Begitu pula dengan izin RM Kafe diubah.
Usai mengubah tampilan agar tidak terlalu kelihatan ramai, kafe RM mulai lagi beroperasi layaknya tempat hiburan malam. Hiburan di sana disebut turut menghadirkan wanita-wanita muda untuk sebagai teman minum para pelanggannya.
"Izinnya kafe tapi memang dia kecenderungan pas kita liat ada semacam restoran seperti itu. Jadi udah kita tindak dua kali cuma membandal itu," ujar Tamo.
Sementara berdasarakan keterangan warga, Sugih (45) seorang tukang ojek yang biasa mangkal di sekitar lokasi kafe RM, kafe tersebut memang menyediakan bisnis esek-esek secara terlubung.
“ Dia itu (kafe RM) juga sediakan cewek buat teman minum, sekalian juga untuk ngamar-nya juga ada. Biaya cewek itu juga kan dibayarkan pelanggannya kafe itu,” ujar Sugih saat ditemui.
Hal serupa juga dikatakan, Anwar (33) salah seorang warga setempat. Kafe kata dia tetap buka selama pandemi hingga subuh.
Walau dalam kondisi buka namun tampilan depan kafe saat pukul 19.00 WIB hingga dini hari terlihat tutup dengan lampu yang dimatikan.
“Kalau sudah jam 7 malam itu sudah kelihatan tutup dia (kafe RM) padahal mah tetap buka dari lihat gelap dan sepi. Kalau kita masuk ke dalam kafe itu ramai sekali," ujar Anwar.
Kini aparat gabungan TNI-Polri masih menjaga ketat kafe RM di Jalan Lingkar Luar Barat Cengkareng, Jakarta Barat menyusul kejadian penembakan maut tadi subuh.
Terlihat di lokasi tersebut selain terpasang garis polisi juga didatangi penyidik dari pihak Kepolisian dan TNI silih berganti memantau TKP.
Kejadian berdarah berawal diketahui ketika pelaku Bripka CS disebut dalam kondisi mabuk mengeluarkan senjata api dan menembak empat orang.
Akibatnya tiga orang tewas, salah satunya merupakan anggota TNI AD dan satu orang harus mendapatkan perawatan.
Diketahui pelaku CS datang ke kafe di Cengkareng tersebut bersama seorang temannya.
Saat kafenya hendak tutup, pengelola kafe meminta Bripka CS membayar minuman yang sudah dipesan.
"Karena kafe hendak tutup dan pelanggan lain sudah membubarkan diri lalu pelaku ditagih pakai nota pembayaran minuman sebesar Rp3.335.000. Waktu itu dia (pelaku) enggak mau bayar dan ngamuk," ujar salah seorang pegawai kafe yang enggan disebutkan namanya.
Saat cekcok dengan pegawai dan juga security kafe tersebut, tiba-tiba Bripka CS mengeluarkan senjata dan menembakkannya ke tiga orang secara bergantian yang mengakibatkan tiga orang tewas di lokasi kejadian.
(Sumber: VIVA)