[PORTAL-ISLAM.ID] Yahudi, mungkin orang mendengarnya akan selalu terngiang dengan negara Israel.
Salah satu negara, yang kini menjadi sasaran kebencian mayoritas umat muslim di seluruh dunia, atas tindakannya menjajah Palestina.
Yahudi seperti kacang lupa pada kulitnya. Air susu dibalas air tuba. Dulu diselamatkan Kekhalifahan Islam Turki Utsmani (Ottoman), sekarang malah menjajah dan membantai umat Islam Palestina.
Sebuah kisah menyentuh hati sempat terjadi, ketika sebuah imperium muslim menyelamatkan ratusan ribu kaum Yahudi.
Peristiwa tersebut terjadi tepatnya pada Juli 1492, ketika negara baru Spanyol mengusir penduduk Yahudi dan Muslim sebagai bagian dari Inkuisisi Spanyol.
Sebagai tanggapan, Khalifah negara Islam, Sultan Bayezid II, mengirimkan Angkatan Laut dari negeri Ottoman di bawah komando Laksamana Kemal Reis ke Spanyol untuk mengevakuasi mereka dengan selamat ke tanah Ottoman (sekarang Turki).
Lebih dari 150.000 pengungsi Yahudi mencari perlindungan dari Kekaisaran Ottoman.
Sultan telah mengirim para ferman (Dekrit Kekaisaran) ke seluruh Kekaisaran bahwa para pengungsi harus disambut.
Dalam proklamasinya, Sultan mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa penyelamatan tersebut adalah perintah Allah, untuk menjaga keturunan Nabi Ibrahim dan Yakub.
Untuk melihat umat Yahudi, bahwa mereka memiliki makanan untuk dimakan dan untuk membawa mereka di bawah perlindungannya.
Mereka menetap di Istanbul, dan hidup dalam damai di bawah naungannya, di mana mereka dapat terlibat dalam perdagangan bebas dan memiliki properti.
Sultan Bayezid memanggil seorang perwakilan dari semua gubernur di provinsi-provinsi Eropa.
Ia memerintahkan mereka, tidak hanya menahan diri dan memukul mundur para pengungsi Spanyol, tetapi juga memberi mereka sambutan yang ramah, dan disambut baik.
Dia mengancam semua orang yang memperlakukan orang Yahudi dengan kasar atau menolak mereka masuk ke Kekaisaran.
Kekhalifahan Ottoman yang berlangsung lebih dari 600 tahun dan menguasai wilayah geografis yang luas termasuk Palestina, Irak dan Suriah.
Negara ini adalah yang terakhir dari suksesi negara Islam dari masa Nabi Muhammad (saw) dan sejarah menjadi saksi untuk keadilan dan kemanusiaan yang ditemukan dalam kekhalifahan.
Khilafah akan memenuhi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat baik Muslim maupun non-Muslim dan memungkinkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan seni berkembang.
(Sumber: Intisari)