Move On Nabi
Ketika akhirnya Abu Sufyan masuk Islam di malam menjelang ditaklukkannya kota Mekkah, ada pihak yang agak keberatan.
Alasannya, karena Abu Sufyan selama ini tidak pernah berhenti memerangi kaum muslimin. Dia sekuat tenaga ingin membunuh para shahabat, dan memang sudah banyak jatuh banyak korban.
Bahkan Nabi SAW sampai terusir dari kampung halaman Mekkah, akibat ulahnya juga.
Abu Sufyan lah yang mengiming-imingi orang hadiah 100 unta, bagi siapa yang bisa menangkap Nabi Muhammad SAW dead or alive. Benar-benar kelakuan tuh orang.
Lah kok begitu hampir kalah, tiba-tiba malah masuk Islam. Enak sekali, gitu mereka protes masuk Islamnya Abu Sufyan.
Namun begitu mulia hati sang Rasul. Tekad ingin masuk Islamnya Abu Sufyan langsung meluluhkan hati Beliau. Hilang semua dendam berganti jadi kasih sayang.
Begitu dua kalimat syahadat meluncur dari mulut Abu Sufyan, urusan selesai.
الإسلام يجب ما قبله
"Keislaman itu menutup kesalahan sebelumnya."
Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana seandainya hati seorang Nabi SAW tidak bisa move on. Pasti ditolaknya keislaman Abu Sufyan.
Namun teladan kita itu mengajarkan akhlaq mulia, yang sudah ya sudah lah. Tidak perlu lagi diungkit-ungkit. Kita kubur bersama masa lalu kelam itu.
Hari ini ya hari ini, tidak perlu kita sibuk mengungkit-ungkit tragedi masa silam. Toh Abu Sufyan dan hampir semua pendukungnya sudah masuk Islam semua. Malah sudah bergelar : radhiyallahuanhu.
Sejarah mencatat bahwa anak keturunan Abu Sufyan kemudian malah jadi khalifah, ada Muawiyah dan Yazid. Lepas dari fitnah internal, namun peranan mereka sangat besar dalam sejarah Islam.[]