[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Prancis, Emmanuel Macron mendapat kecaman pasca membela Samuel Paty, guru yang dibunuh karena menghina Nabi Muhammad. Macron menilai bahwa pembunuhan tersebut tindakan Islam radikal dan penghinaan Nabi merupakan kebebasan berpendapat.
Pembelaan Macron berbuah pahit. Ia menerima hujatan dari seantero dunia, wa bil khusus negara-negara yang berpenduduk muslim. Dari Bangladesh, Arab Saudi, Turki serta Indonesia.
Seruan boikot produk Prancis pun mengudara. Media CNBC Indonesia mengabarkan bahwa harga saham produsen produk konsumer global Danone SA, di sejumlah bursa utama Eropa kompak terkoreksi pada perdagangan awal Rabu (28/10/2020). Data CNBC menyebutkan bahwa garga saham Danone SA di Bursa Euronext Paris, Prancis dengan kode BN-FR terkoreksi 2,65% ke level 47,81 euro/saham.
Pembelaan Macron terhadap penghina Nabi memang patut dikecam. Tapi pernahkah kita membayangkan jika Macron jadi presiden Indonesia dan bagaimana reaksi rakyat yang heterogen ini?
Setidaknya, akan muncul empat golongan jika Macron menjadi presiden +62 dan bersikap membela penista agama:
1. Golongan Tegas
Golongan ini cenderung keras dan tegas terhadap para penista agama dan pembelanya. Mereka pasti memberikan kecaman yang bertubi-bertubi terhadap keduanya. Mereka akan memenuhi ruas-ruas jalan, melakukan demonstrasi menuntut hukum ditegakkan bagi penghina Nabi atau ayat suci.
Jangankan boikot, nyawa saja siap mereka korbankan demi membela agama. Slogan mereka sebagaimana judul salah satu kitab Ibnu Taimiyah, Sharimul Maslul Ala Shatimir Rasul (pedang terhunus bagi penghina Nabi). Segala daya dan upaya mereka lakukan untuk memberi efek jera.
2. Golongan Lunak
Golongan ini biasanya tetap melontarkan kecaman dan membolehkan warga melakukan demonstrasi. Tapi dengan catatan, jangan ada anarkisme saat mengutarakan pendapat. Semua harus dilakukan dengan aman dan damai. Mereka sangat mengecam kekerasan apalagi pembunuhan.
3. Golongan ‘Budak’
Sengaja kata ‘budak’ saya beri tanda kutip karena khawatir ada yang tersungging, eh tersinggung (padahal cari aman). Orang yang ada di golongan ini kerap berkedok toleransi untuk membela penista agama. Jika Macron jadi Presiden +62, kemungkinan besar golongan ini akan mengekor di belakangnya memberikan dukungan atau minimal no comment.
4. Golongan Not Have Akhlak
Not have akhlak atau akhlakless biasa digunakan oleh anak millenial untuk menyebut orang gak ada akhlak. Golongan ini cenderung diam pada penistaan, tak memberikan kritik bagi siapapun (apalagi penguasa) yang membiarkan kezaliman. Lebih parah, mereka menyalahkan orang yang berupaya membela agama dengan tudingan miring.
Dari empat golongan di atas, kira-kira jika Macron jadi presiden Indonesia dan bertindak sama seperti di Prancis, anda masuk kategori mana?
Penulis: Taufiq Ishaq
(Sumber: Kiblat)