[PORTAL-ISLAM.ID] Dikutip dari Kompas.com, PT Visi Citra Mitra Mulia (iNews TV) dan PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) menggugat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran) ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Dua perusahaan media itu mengajukan uji materi soal UU Penyiaran dan menilai Pasal 1 angka 2 UU Penyiaran menyebabkan perlakuan berbeda antara penyelenggara penyiaran konvensional yang menggunakan frekuensi radio dengan penyelenggara penyiaran over the top (OTT) yang menggunakan internet, seperti YouTube dan Netflix.
Apabila gugatan itu dikabulkan, masyarakat baik perorangan maupun badan usaha, terancam tidak leluasa menggunakan media sosial, seperti YouTube, Instagram, Facebook dkk, untuk melakukan siaran langsung (live).
Sontak gugatan RCTI cs ini menimbulkan gejolak luas dan perlawanan dari publik di media sosial.
Di twitter sejak Sabtu (29/8/2020) netizen menyerukan boikot RCTI hingga tagar #BoikotRCTI menjadi Trending Topik nomor satu.
Rupanya kecaman warganet terhadap RCTI ini mengusik putri Hary Tanoe, Jessica Tanoe.
Dia pun membela gugatan RCTI sampai pakai bawa-bawa nasionalisme segala. Namun dalam postingannya di Instagram dia pakai bahasa Inggris saat ngomong nasionalisme.
Sontak malah berbalik jadi bullyan massal.
"Jawaban putri Hari Tanoe ini lucu. Memberikan alasan mengapa ada gugatan oleh RCTI ke MK, dikarenakan untuk melindungi budaya nasional agar arus media digital tidak dikuasai oleh siaran asing.
Dan dia menutup kata, bahwa ini masalah nasionalisme.
Lucu aja, membawa alasan nasionalisme tapi perkataannya menggunakan bahasa asing (Inggris).
Kenapa gak dimulai dulu nasionalisme dirinya dengan menuliskan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam menjelaskan alasan gugatan?
Setidaknya, nasionalisme yang dia tunjukkan bisa membantu orang2 seperti saya untuk langsung mengerti apa yang dia tuliskan.
Saking penasarannya dengan yang dia tuliskan, saya sampe ketik ulang kata2 berbahasa inggrisnya ke google terjemahan. Butuh waktu 40 menit buat saya ngerti keseluruhan penjelasannya.
Nasionalisme apaan kalau orang2 kayak saya sendiri teraniaya dengan caranya..😅
Vedebahhh..," ungkap salah seorang warganet, Iwan Balaoe.
Modus banget ,, bawa isu2 nasionalisme. Padahal isu bisnis.. grup Mereka telat bertransformasi ke era digitalisasi. Kontennya kurang dinikmati.
— Raul Trujilo (@d4nggoro) August 29, 2020
Yg kek gini ngajarin anaknya full enggres2an dari kecil..kadang pake logat2 enggres Cina singapur. Geli lihatnya, dah mah Tionghoa tapi pake bahasa asing, semakin jauh dari nasionalismenya, tapi kalo teriak2 NKRI harga mati, Pancasila pasti paling keras..🤣🤣
— Yohandewa (@yohandewa) August 29, 2020