Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak (menantu Erdogan) mengatakan:
"Pada saat ini, dari setiap 100 ₺ (lira Turki) pungutan pajak, 85.2 ₺ digunakan untuk kesejahteraan rakyat Turki. Sebelum tahun 2002, 85.7 ₺ dari 100 ₺, digunakan untuk membayar bunga hutang yang menjadi tanggungjawab negara. Hanya 14.3 ₺ digunakan untuk membangun infrastruktur."
Sebuah pencapaian yang agung, lahir dari kebijakan pimpinan yang jujur. Padahal gas belum ditemukan (belum diexplorasi).
Turki di era Presiden Erdogan, bangkit meraih kemerdekaan kedua, usai kemerdekaan pertama digelorakan Kemal Ataturk. Hingga bagi 35℅ rakyat Turki, Ataturk disebut sebagai pahlawan bangsa karena berhasil mengusir penjajah Eropa dari 2/3 wilayah Turki saat ini.
Pada 30 Agustus setiap tahun, Turki merayakan Hari Kemenangan atau Kemerdekaan. Sejarah merujuk pada tahun 1922, ketika Perang Kemerdekaan melawan sekutu (Yunani di Front Barat, Armenia di Front Timur, Prancis di Front Selatan, Inggris dan Italia di Istanbul). Turki bensr-benar terpuruk. Sebagian wilayah Kekaisaran Ottoman diduduki dan dibagi-bagi paska Perang Dunia Pertama.
Jika anda pernah bepergian ke Turki era sebelum tahun 2000, 2010, 2020, maka anda akan melihat perkembangan spektakuler yang diraih Turki dan rakyatnya. Infrastruktur modern namun tetap humanis, dibangun megah. Tanpa merusak lingkungan dan cagar budaya. Itu semua terjadi berkat sentuhan tangan dingin seorang Erdogan.
Suka atau tidak suka, faktanya Turki telah melahirkan Kemal Ataturk, dengan sekularisme yang menghancurkan jejak-jejak Islam. Lalu tujuh dekade kemudian, Turki melahirkan seorang Erdogan yang mengembalikan jejak-jejak Islam dengan sekularisme.
Dua model manusia dengan latar ideologis berbeda, namun memiliki kesamaan ambisi: Turki meraih kedaulatan penuh di laut, darat, udara, angkasa dan di bawah perut bumi. Hasilnya? Era Ataturk, wilayah Turki kembali menguasai Istanbul, Izmir, Kanikale, dan area luas perbatasan dengan Armenia. Ataturk gagal meraih kembali Mosul di Irak.
Lalu di era Presiden Erdogan, selain kemajuan ekonomi dan teknologi, Turki berhasil memperluas cakupannya hingga tiga lautan: Laut Hitam, Mediterania, Laut Aegea, plus provinsi di Syiria. Dengan kemampuan eksplorasi, Turki kini menjadi salah negara dengan kemandirian eksplorasi SDA di dunia.
Presiden Erdogan menghentikan semua kerjasama eksplorasi dengan perusahaan Asing. Sebab sebagian besar perusahaan asing yang melakukan kontrak eksplorasi, selalu melaporkan hasil negatif bahwa: penemuan ladang minyak gas nihil, atau jika ditemukan, mereka melaporkan nilai eksplorasi tidak ekonomis.
Presiden Erdogan tidak terlalu mempercayai laporan perusahaan asing. Secara bersamaan, Turki menyiapkan kapal eksplorasi, SDM, dan mengirimkan satelit. Citra satelit yang dikirim dari satelit Göktürk-2. beresolusi tinggi sejak 2012, menunjukkan Turki memiliki cadangan minyak dan gas berlimpah. Ikhtiar yang relevan dengan takdir. Terjadilah penemuan cadangan gas triliunan kubik. Kemerdekaan Turki kedua, nampak bukan utopia.
(By: Dr. Nandang Burhanudin)
2002 yılında toplanan her 100 TL verginin sadece 14.3 TL'si vatandaşlarımıza hizmet için harcanırken artık toplanan her 100 TL verginin 85,2 TL'si sağlık, eğitim ve altyapı başta olmak üzere toplumun refahı için kullanılıyor.— Berat Albayrak (@BeratAlbayrak) August 27, 2020
FAİZ ekonomisinden HİZMET EKONOMİSİNE geçiş budur. pic.twitter.com/6SWR5wCrae