5 Jam Bersama Anis Matta (part 2)
Oleh: Kyai Achmad Fathony
Seserius apa momen ketemuan saya dengan Pak Anis kemarin lusa di rumahnya selama 5 jam itu? Wah, harap tidak dilebih-lebihkan. Itu sama sekali bukan sebuah agenda strategis dalam konteks apapun. Karena niat saya ke Jakarta dari Sidoarjo untuk mengantar anak saya ke asrama pondoknya di Cakung. Saat balik ke tempat menginap di Bekasi, saya mampir sebentar di kantornya Pak Anis di Patra Kuningan. Barulah kemudian muncul niat untuk bertemu dalam kelonggaran waktunya di rumahnya di Ciganjur itu esok lusanya.
Asal tau saja, itu adalah pertemuan pertama saya dengan Pak Anis, maka saya berusaha menikmati tiap jenaknya. Meskipun saya sudah merasa kenal (secara sepihak) sejak hampir 30 tahun lalu. Pertemuan ala kadarnya selama itu seperti sapa-menyapa, rangkulan sambil cipika-cipiki, selfi-selfi sekilas bersamanya, atau menjadi pendengar ceramah-ceramahnya di banyak kesempatan, saya anggap bukanlah pertemuan.
Memori ingatan saya menyimpan banyak hal terkait Pak Anis Matta. Mumpung leluasa ketemu, sayapun meluapkan dan meledakkannya sekalian. Obrolan menjadi gayeng dan mengalir natural, seiring angin berhembus sepoi di bawah rindangnya pepohonan di halaman kanan rumah Pak Anis. Kadang kami ketawa-ketawa lepas, jika terlintas kisah kejenakaan politik nasional dan para elitnya dalam obrolan kami.
Ada saatnya pula saya mengernyitkan dahi, keheranan atas kejadian yang diceritakan Pak Anis dimana dia terlibat di dalamnya. Kejadian-kejadian itu memang tersimpan sebagai jejak digital umum hingga sekarang, tetapi mendengarnya dari saksi langsung tentu berbeda bobot dan akurasinya. Kini, saya setuju perkataan beberapa ustadz di Surabaya dan Jakarta tentang Pak Anis Matta: sosok yang terlalu sabar menghadapi kejahatan terhadap dirinya. Kalau istilah saya, dia ini kurang greget ngaploki (menggampar) penjahat yang sangat sah dikaploki. Gitu lho!
Di sisi lain, aneh juga kenapa dia tidak kapok dan pensiun saja dari dunia politik? Malah berpayah-payah bikin partai baru segala. Malah berfikir ngotot ingin membawa bangsa yang bejibun problemnya ini untuk menjadi kekuatan besar dunia?
Ya, terserah dikaulah Pak Anis. Sampeyan punya tekad, punya gagasan besar, dan tau persis peta jalannya. Saya menerawang, kode genetika alias DNA sampeyan persis cocok dengan takdir Gusti Alloh atas Indonesia: bhinneka tunggal ika.
(Bersambung)
*Baca seri sebelumnya: 5 Jam Bersama Anis Matta (part 1)
*Seri lanjutan: 5 Jam Bersama Anis Matta (part 3)
5 Jam Bersama Anis Matta . Seserius apa momen ketemuan saya dengan Pak Anis kemarin lusa di rumahnya selama 5 jam itu ?...
Dikirim oleh Achmad Fathony pada Jumat, 28 Agustus 2020