Gundulmu ngaku sakit hati
Ada seorang JAKSA, dia pergi ke Malaysia, lantas bertemu dengan buronan kelas kakap Djoko Tjandra yang merugikan negara ratusan milyar. Di sana dia bertemu, berfoto dengan buronan ini, mantap sekali. Lihat fotonya di postingan ini. Foto ini sudah beredar dimana2, termasuk di media massa. Pengacara, Djoko Tjandra, dan jaksanya.
Apa sanksi atas JAKSA ini? Di copot. Kenapa dicopot? Karena pergi ke LN tanpa ijin atasan. Fantatis. Konon katanya, perjalanan JAKSA ini ke LN atas biaya sendiri.
Mantap sekali memang penegakan hukum di negeri ini. Buronan ditemui, diajak foto. Bukannya dibekuk, ditangkap bawa pulang, penjarakan. Terlepas dia mau PK kek, mau apa kek, dia itu buronan. Ngerti nggak definisi buronan? Katanya tahu hukum? Kok jadi ambyar begini sih?
Sudahlah, kita hentikan saja basa-basi omong kosong. Jaksa Agung itu pernah bilang dia "sakit hati" Djoko Tjandra berkeliaran. Lah, elu, anak buah elu ke LN, foto2 bareng buronan, cuma dicopot begini sanksinya. Kalau JAKSA anak buah elu ini ke LN -nya ijin atasan, maka boleh dong? Masa' anak buah elu ketemu buronan begitu.
Sudah nggak jalan lagi logika penegakan hukum di negeri ini. Itu JAKSA ngapain dia nemui buronan dengan biaya sendiri. Ada banyak kasus hukum di negeri ini yang bisa diurus sama jaksa dan penegak hukum lain, orang2 yang terzalimi, itu yang dibela. Lah, elu pergi ke LN, ngeluarin duit, malah asyik foto2 sama buronan. Dan catat, berapa kali dia nemuin buronan ini?
Gaji JAKSA, hakim, polisi, dll itu dari pajak rakyat. Elu digaji untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Ini seriusan deh, kalian nyadar nggak sih digaji rakyat? Atau jangan2 pekerjaan kalian jadi aparat itu cuma sampingan saja?
(BY Tere Liye)
*sumber: fb