["Evolusi Sempurna" COVID19, Virus Pemusnah]
Siapa yang mampu membaca COVID19?
Ahli Virus itu bukan orang yang mengaku melakukan penelitian virus 20 tahun lebih, dan berakhir pada fake conclusion bahwa virus ini tidak lebih berbahaya dari virus flu biasa, bisa terbunuh dengan sabun, dan akan reda sendiri setelah dua minggu. Solusi sampah yang sungguh menyesatkan dari seorang "ahli" yang nyanyiannya menyenangkan telinga orang yang tidak mau susah berhadapan dengan kenyataan.
Parahnya "Ahli" ini yang justru dijadikan rujukan oleh Pamarentah, yang hasilnya you know lah, semua pejabat berhalusinasi sendiri, menganggap virus ini cuma cemen, dijadikan bahan candaan, yang pada akhirnya bayarannya mahal. Nyawa rakyat.
Seorang yang mampu "membaca" virus ini akan tahu, dari sejak awal akan tahu, potensi sungguh berbahaya adalah ketika, virus ini, dalam hitungan bulan, sangggup memutasi dirinya, dan menjadikan manusia sebagai "rumah" tempatnya hidup dan berkembangbiak. Menjadikan manusia saat ini sebagai kurir untuknya berpindah-pindah menginfeksi. Tak lagi memerlukan hewan apapun sebagai perantara persebaran dirinya lagi.
Jangan bandingkan potensi membunuhnya dengan virus Dengue penyebab demam berdarah, sebab Virus ini tidak didesain untuk membunuh manusia dari sebab sakit utamanya. Pembunuhan massal akan dilakukan nanti tidak sekarang.
Sehebat-hebatnya virus Dengue membunuh manusia, sampai dengan hari ini, virus Dengue tetap membutuhkan nyamuk sebagai alat persebarannya dan tidak pernah dia sanggup memutasi dirinya hingga menjadi kompatibel dengan tubuh manusia. Sampai dengan hari ini virus Dengue tetap harus hidup di tubuh nyamuk dan sesekali menginfeksi manusia yang kebetulan cocok kompatibilitas gennya dan menurun imunitasnya.
Virus penyebab COVID19 ini, pada tataran evolusinya, menjadi sempurna, ketika ia mampu menjadikan manusia rumahnya, dan pada tataran evolusi lebih lengkap lagi, menjadikan manusia yang terinfeksi bisa tanpa gejala. Tidak sadar bahwa air liurnya mengandung miliaran virus yang siap menyebar kepada manusia lain di sekitarnya.
Itulah hebatnya virus COVID19, menjadikan virus Dengue tak lebih dari virus berkelas rendahan, hanya mampu hidup di tubuh nyamuk. Juga virus lain, yang hanya mampu hidup di tubuh monyet, musang, unta, babi dan sebagainya. Virus SARS nCov2 ini virus Raja, menjadikan dunia bertekuk lutut kepadanya.
Itulah tujuan utamanya.
Dari narasi yang saya sampaikan, semoga Anda bisa melihat, mengapa saya, di awal persebaran virus COVID19 ini, jauh-jauh hari sudah memperingatkan, agar segera putus dan batasi arus hilir mudik manusia dari luar negara Indonesia, dan dari luar ke dalam daerah yang sudah terinfeksi.
Orang yang harus didengarkan, harus bukan sekedar ahli. Orang itu harus mampu memandang segala data di balik data, fakta di balik fakta, dan mampu membaca apa yang bakal terjadi di depan, bukan sekedar dengan mata ilmu, tetapi dengan mata hati.
dr. Tifauzia Tyassuma
Dokter, Penulis, Peneliti
AHLINA Institute