[PORTAL-ISLAM.ID] Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu mengkritik keras penggunaan duit rakyat (APBN) oleh rezim pemerintah Jokowi.
Untuk kepentingan rakyat seperti BPJS malah tetap naik dengan alasan defisit APBN, tapi APBN malah dipakai untuk pesawat presiden, bayar buzzer (influencer sosial media), sampai gaji buat stafsus milenial yang gak ada manfaatnya.
"BPJS naik karena katanya tidak ada anggaran untuk menutupi defisit, tapi utk membayar buzzeRp, stafsus milenial, tambah pswt Kepresidenan uangnya ada," kata Said Didu di akun twitternya, Jumat (28/2/2020).
BPJS naik karena katanya tidak ada anggaran untuk menutupi defisit, tapi utk membayar buzzeRp, stafsus milenial, tambah pswt Kepresidenan uangnya ada.
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) February 28, 2020
Komentar pedas juga dilontarkan netizen.
"Rezim ini cuma bisa menambah berat beban hidup rakyat saja, alih² meringankannya. Buat apa pemilu dgn dana yg mahal, jika pemerintahan yg dihasilkan spt ini...?" ujar @DiasporaXxi.
"Makanya saya agak heran....dimana otak para pendukung rezim koplak ini...rakyat diperas...uang negara dipake buat buzzer...buat gaji direktur bpjs....tenaga ahli...," timpal @rachmanh76.
Rezim ini cuma bisa menambah berat beban hidup rakyat saja, alih² meringankannya.— 𝐃𝐈𝐀𝐒𝐏𝐎𝐑𝐀 𝐗𝐗𝐈 (@DiasporaXxi) February 28, 2020
Buat apa pemilu dgn dana yg mahal, jika pemerintahan yg dihasilkan spt ini...?
Makanya saya agak heran....dimana otak para pendukung rezim koplak ini...rakyat diperas...uang negara dipake buat buzzer...buat gaji direktur bpjs....tenaga ahli... 😥
— SatuJiwa (@rachmanh76) February 28, 2020
Kalau cebong harga naik malah sorak kegirangan , maklum kacung china, yang penting para taipan pelaku mega koruptor selamat.. #MyPresidenIsAnIdiot #BUMNdikuasaiKoruptor #IndonesiadijajahRrC
— mach (@machbeach) February 28, 2020