Modi: The Racist Symbol
Kebrutalan kaum Hindu India terhadap Muslim tidak terlepas dari mental pemimpinnya.
Tidak terlepas juga dari gaya berpolitik kaum elitnya, mulai dari partai BJP sampai partai partai kongres.
Tidak terlepas dari sikap islamophobics kaum pendukung mereka dari kalangan hindu radikal semacam gerakan RSS dibawah Baba Ramdev dan penerusnya.
Translate :
— Twitpos+™ (@twitpos) February 26, 2020
Ini adalah RSS, organisasi Hindu Nasionalis yang diinspirasi oleh Nazi
Mereka telah dimobilisasi di India untuk menciptakan Republik Hindutva. Mereka memburu, memukuli orang Muslim. Membakar kota, rumah, dan masjid. #ShameOnYouIndia
Video Sateesh Kumar pic.twitter.com/eTP6QLWGl1
Pengesahan Undang-Undang warga negara adalah salah satu produk rasisme yang terlembaga di India.
Pengesahan undang undang ini menjadi trigger yang memicu sikap Anti-Muslim yang meluas disana.
Narendra Modi awalnya diharapkan mampu membawa narasi baru di India, makanya dia dipilih oleh mayoritas rakyat dengan kemenangan mutlak di dua kali pilpres.
Tapi pada kenyataannya, Modi malah melanjutkan tradisi rasis nya yang sejak dia menjabat sebagai gubernur Gujarat sudah dia praktekkan.
Tahun 2001, dibawah kepemimpinan Modi sebagai gubernur Gujarat, sekitar 1000 muslim tewas karena sikap bar bar kaum Hindu.
Kerusuhan Gujarat yang terkenal itu dan hampir saja membuat Modi gagal melenggang sebagai calon PM India.
Namun sekelompok elit politik India memaksakan Modi berkuasa disana dengan support dana tak terbatas termasuk dari pengusaha besar India yang memiliki usaha mobil Tata Motor.
Modi dibebaskan dari segala tuduhan atas skandal HAM tersebut dengan keluarnya laporan "Clean Shit" atas bantuan banyak penegak hukum.
Padahal ada 200-an juta muslim di India, dan Modi sendiri memenangkan pemilu juga atas dukungan kaum muslim.
Narendra Modi dalam kampanye menuju kursi PM bahkan pernah mencium kaki salah satu veteran perang muslim India Kolonel Nizamuddin untuk meraih simpati publik muslim kepadanya.
Setelah terpilih, Modi justru tidak mengayomi seluruh bangsa India dan justru tunduk kepada order para pengusaha hindu anti-Islam.
Keberanian Modi melakukan banyak hal yang mendiskreditkan muslim tidak terlepas dari dukungan AS terutama dibawah Donald Trump.
Modi termasuk yang sangat intens mendekati pemilih muslim di kantong kantong suara mereka semisal di provinsi Uttar Pradesh.
Modi dan kawan kawan dari partai BJP (Bharatiya Jannata Party) sengaja membiarkan isu isu rasis berkembang disana.
Modi dan BJP sangat percaya diri karena merasa menang besar di kotak sura dengan perolehan suara diatas 600 juta saat pemilu pertama Modi menjadi PM.
Radikalisme Hindu India dipicu oleh faktor faktor diatas ditambah dengan provokasi kalangan Hindu ekstrem.
Sayangnya, beberapa negara kaya Arab juga terlibat dalam mensupport Narendra Modi menuju kursi kekuasaan PM. Terutama Uni Emirat dan Arab Saudi.
Oleh karena itu, isu rasis ini didiamkan oleh mayoritas negara Islam kecuali Turki, Qatar dan beberapa negara kecil lainnya.
Sejauh ini hanya Erdogan yang berani mengkritik keras Modi secara terbuka di media dan forum forum internasional. Arab khususnya diam seribu bahasa dan takut kepada Modi.
Isu rasisme India ini juga didiamkan oleh PBB dan lambaga sejenis. Padahal semua tau, Hindu di India mayoritas adalah hindu rasis dan ekstrem karena mayoritas mereka pengikut gerakan rasis model RSS tadi.
Oleh: Tengku Zulkifli Usman
(Analis Politik Dunia Islam Internasional)
#ShameOnYouIndia
— . (@CyberSkuad) February 26, 2020
Kekerasan terhadap umat Islam di Chand Bagh, Delhi India. pic.twitter.com/H270NugXSd
🇮🇳 India
— Twitpos+™ (@twitpos) February 25, 2020
Saat Donald Trump dan Modi berpawai di seluruh negeri, massa secara terbuka menyerang Muslim, menjarah bisnis mereka dan menodai rumah-rumah ibadah seperti yang Anda lihat di video ini yang dilakukan oleh ekstrimis Hindu dinegara tersebut#ShameOnYouIndia
From Arjun pic.twitter.com/JCi5e1jEiW