[PORTAL-ISLAM.ID] Sebuah rumah ibadah muslim (mushola) di Perum Agape, Desa Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (29/1/2020) malam dihancurkan sekolompok orang.
Mereka menghancurkan bangunan mushola, baik di dalam gedung hingga ke bagian atap. Massa juga merusak pagar bangunan mushola.
Dilansir Republika.co.id, Menteri Agama Fachrul Razi menanggapi kasus perusakan tempat ibadah di Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut), yang viral di media sosial. Fachrul menyatakan, perusakan tempat ibadah memiliki rasio yang sangat kecil dibanding dengan jumlah tempat ibadah di Indonesia.
Timbul pertanyaan, kenapa kalau yang dirusak tempat ibadah agama Islam tidak ada yang mengkaitkan dengan radikalisme? Ataupun Terorisme? Media-media mainstream juga tidak gegap gempita menggorengnya?
"Penyerangan Mushala di Minahasa, Pembakaran Masjid di Tolikara, terbukti SAMA SEKALI tidak memicu pembahasan isu radikalisme. Apalagi terorisme. Biasanya ada tempat ibadah non Muslim kesrempet jubah saja, media dah ribut 24 jam. Jadi bikin penasaran. Apa yg sesungguhnya terjadi?" ujar aktivis Muhammadiyah MUSTOFA NAHRAWARDAYA di akun twitternya (31/1/2020).
"Berarti anda sedang berada di negeri +62," timpal @Ontowirjobendor.
TEPAT SEKALI!
Penyerangan Mushala di Minahasa, Pembakaran Masjid di Tolikara, terbukti SAMA SEKALI tidak memicu pembahasan isu radikalisme. Apalagi terorisme. Biasanya ada tempat ibadah non Muslim kesrempet jubah saja, media dah ribut 24 jam.Jadi bikin penasaran. Apa yg sesungguhnya terjadi?— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@TofaTofa_id) January 31, 2020
Berarti anda sedang berada di negeri +62— Ontowirjo (@Ontowirjobendor) January 31, 2020