[PORTAL-ISLAM.ID] Membungkam fakta dengan menyebarkan Hoax atas fakta yang diberitakan.
Menguasai media, dan jaringannya. Menjadikan hoax mereka seolah berita yang terpercaya.
Geleng-geleng kepala kantor berita Reuters melihat kelakuan media di negara ini. Bukannya menerjunkan tim ke lapangan, malah memilih menunggu keterangan pejabat yang berwenang yang tidak ingin disalahkan.
Reuters yang berdiri sejak tahun 1851, dan selalu menyajikan berita atas situasi di dunia. Selalu menjadi rujukan, lalu di negara ini mereka bisa tertuduh HOAX atas berita yang disampaikan.
Awalnya, kita tetap percaya pada pejabat yang berwenang atas setiap informasi yang mereka berikan. Namun kepercayaan itu harus diruntuhkan kala pejabat negara ini menjawab pertanyaan wartawan tentang korban dari sipil yang belum di publikasikan.
"Ya terserah kita, mau umumkan atau tidak..."
Selesai perkara..!!
Saatnya kita bersalaman dengan Reuters dan meminta maaf pada mereka atas tudingan jahat itu.
(By Setiawan Budi)
[STOP PRESS]— tirto.id (@TirtoID) August 30, 2019
Sedikitnya ada tujuh warga sipil yang tewas tertembak dalam aksi demonstrasi tolak rasisme di Deiyai. Informasi adanya korban sipil ini membantah stempel hoaks dari Puspen TNI.https://t.co/qT5PuX1QKJ
