GUS YAHYA DAN MANUVER ISRAEL
Oleh: Ikhsan Kurnia
(Penulis dan Pengamat Ipoleksobud)
Kabar bahwa Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) diundang oleh The Israel Council on Foreign Relations.sedang menjadi trending topic beberapa hari ini. Karena banyaknya serangan dari para Netizen, PBNU segera mengeluarkan klarifikasi. Agar lebih valid, saya kutip saja isinya dari beberapa media:
1. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyebut kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Israel atas nama pribadi. Di sana, Yahya akan memberikan kuliah umum tentang geopolitik. (Detik.com).
2. Helmy Faishal Zaini mengatakan perwakilan NU yang diundang adalah Katib Aam Syuriah PBNU Yahya Cholil Staquf. Namun, Helmy menegaskan jika kehadiran Yahya yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu untuk memberi dukungan kepada Palestina. "Gus Yahya diundang sebagai perwakilan PBNU untuk menjelaskan posisi Palestina, untuk memberikan dukungan kepada Palestina," kata Helmy. (Cnnindonesia.com).
Dari dua media ini, sejujurnya saya agak bingung. Apakah kunjungan Gus Yahya ke Israel atas nama pribadi (mungkin karena pertimbangan ketokohannya, intelektualitasnya, pemikirannya, dan yang lainnya), ataukah atas nama PBNU (sebagai representasi organisasi NU)? Baiklah, saya tidak akan terlalu lama membahas hal ini. Karena jawabannya rupanya dijelaskan oleh pihak “pengundang”.
Setelah saya menelusuri siapa (apa) lembaga yang bermain dibalik undangan kepada Gus Yahya tersebut, rupanya saya menemukan sebuah organisasi yang bernama AJC (American Jewish Committee), sebuah organisasi advokasi Yahudi global dengan akses yang tidak tertandingi ke pejabat pemerintah, diplomat dan pemimpin dunia.
Untuk memberikan informasi yang valid tentang siapa (apa) AJC, berikut ini saya kutip deskripsi dan link website yang bisa dibuka:
“AJC is the leading global Jewish advocacy organization, with unparalleled access to government officials, diplomats, and other world leaders. Through these relationships and our international presence, AJC is able to impact opinion and policy on the issues that matter most: combating rising anti-Semitism and extremism, defending Israel’s place in the world, and safeguarding the rights and freedoms of all people”. (https://www.ajc.org/whoweare).
AJC memiliki power yang sangat besar untuk mempengaruhi opini dan kebijakan berbagai isu, yang salah satunya adalah defending Israel’s place in the world (mempertahankan tempat Israel di dunia). Jika kita pelajari siapa mereka, sangat terang menderang bahwa tujuan besar mereka tidak lain adalah “membela dan memperjuangkan kepentingan Yahudi Israel”. Berikut ini saya kutip beberapa keterangan di websitenya:
“Around the world—from the hallways of the UN in New York, to the corridors of the European Union in Brussels, and to the countries of Asia—AJC advocates for Israel at the highest levels. And when Israel is under assault, whether from the terrorist organizations on her doorstep or the global BDS movement, AJC helps bring the world the truth about Israel.” (https://www.ajc.org/issues/israel).
Jelas dikatakan bahwa AJC mengadvokasi negara Israel di level yang paling tinggi (termasuk lobi-lobi tingkat “dewa”).
Lalu, benarkah organisasi ini yang “mendatangkan” Gus Yahya? Mari kita baca sendiri sebagaimana yang tertulis di website mereka: https://www.ajc.org/news/leader-of-worlds-largest-muslim-organization-to-address-ajc-global-forum-in-jerusalem
Disana dijelaskan bahwa (saya kutip beberapa poin penting):
1. Yahya Cholil Staquf, General Secretary of the world’s largest Muslim organization, the Nahdlatul Ulama (NU) Supreme Council, will address the American Jewish Committee (AJC) Global Forum in Jerusalem. The four-day conference, June 10-13, is the premier Jewish global advocacy organization’s signature annual event.
2. President Wahid, who also had previously served as Chairman of the NU, addressed the AJC Global Forum in 2002, in Washington, D.C.
3. AJC, through its Asia Pacific Institute (API), strives to help Israel, the U.S., and the global Jewish community strengthen relations with Indonesia. AJC engages regularly with Indonesian diplomats in Washington, D.C, and New York, as well as with the U.S.-Indonesia Society (USINDO), the premier non-governmental organization devoted to promoting mutual understanding between Indonesia and the U.S.
Dalam website tersebut diceritakan bahwa Gus Dur juga pernah menghadiri AJC Global Forum pada tahun 2002 di Washington D.C. Selain itu, yang menarik adalah bahwa AJC melalui Asia Pacific Institute (API) berupaya untuk membantu Israel, AS, dan komunitas Yahudi global untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia. Jadi, sudah sangat jelas apa motif dibalik undangan yang dialamatkan kepada Gus Yahya.
Saya tidak tahu persis mengapa konferensi tahunan AJC 2018 ini yang diundang adalah Gus Yahya. Namun jika dibaca di websitenya, dijelaskan bahwa: “Yahya serves on the USINDO Council on Religious Pluralism and Tolerance, and co-chairs its Counterterrorism Working Party. He also is Director of Religious Affairs for Bayt ar-Rahmah, a North Carolina-based NGO that facilitates the global expansion of Nahdlatul Ulama activities.” (Untuk mengetahui apa itu Bayt ar-Rahmah, LSM yang berbasis di North Carolina tersebut bisa dipelajari di websitenya http://baytarrahmah.org/).
Dalam artikel ini saya tidak akan banyak menyampaikan opini saya terhadap isu ini (agar tidak terlalu panjang). Namun impresi saya setelah menemukan data-data di atas, saya merasakan bahwa undangan terhadap Gus Yahya tidak lain merupakan manuver Yahudi-Israel yang tujuan utamanya tidak lain dan tidak bukan untuk memperjuangkan kepentingan mereka.
Meski dikemas dalam format kajian akademis, hubungan diplomatis, hak asasi manusia, dialog lintas iman (interfaith dialogue), dan semacamnya, semua itu tidak lain adalah dalam rangka memperkuat, membela dan memperjuangkan kepentingan Israel. Mungkin kita yang terlalu lugu, atau pura-pura tidak tahu, tentang keunikan karakter Yahudi tersebut.***
Coming up from AJC Global Forum 2018, the largest-ever American Jewish advocacy event in Israel:
— AJC (@AJCGlobal) 10 Juni 2018
A welcome from Jerusalem Mayor @NirBarkat
A conversation w/the leader of the world’s largest Muslim organization, Yahya Cholil Staquf
A major address by @IsraeliPM Benjamin Netanyahu pic.twitter.com/mnE2ozXZ6O