[PORTAL-ISLAM.ID] Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tak bisa menyembunyikan kekesalannya dengan tingkah polah rezim Jokowi yang makin represif.
Terbaru, Pemerintah akan Awasi Nomor HP dan Akun Medsos Mahasiswa, dengan dalih mencegah Radikalisme.
Cegah Radikalisme, Menristekdikti Akan Data Medsos Mahasiswa
https://nasional.tempo.co/read/1096049/cegah-radikalisme-menristekdikti-akan-data-medsos-mahasiswa
Pemerintah Awasi Nomor HP dan Akun Medsos Mahasiswa
http://republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/18/06/04/p9sfty430-pemerintah-awasi-nomor-hp-dan-akun-medsos-mahasiswa
Cegah radikalisme di kampus, medsos mahasiswa hingga dosen bakal diawasi
https://www.merdeka.com/peristiwa/cegah-radikalisme-di-kampus-medsos-mahasiswa-hingga-dosen-bakal-diawasi.html
Menyikapi hal ini, Fahri Hamzah menyebut pemerintah sudah kebalik.
"Hak rakyat untuk mengatakan misalnya:
KEMENTERIAN YANG BANYAK KORUPTORNYA ADALAH KEMENDIKNAS.
Tapi bukan hak Kemendiknas untuk menuduh masjid atau kampus radikal.
BUKAN TUGAS PEMERINTAH MENGAWASI RAKYAT TAPI TUGAS RAKYAT MENGAWASI PEMERINTAH.
Jangan dibalik!" kata Fahri Hamzah melalui akun twitternya, Jumat (8/6/2018).
Mantan aktivis mahasiswa yang turut menumbangkan Orde Baru ini mengingatkan dulu yang tidak suka kaum RADIKAL adalah penjajah.
"Semua pejuang kemerdekaan kita itu radikal. Mulai dari yang berunding sampai yang mengangkat senjata. Kalau mereka tunduk seperti maunya penjajah dan menjadi biasa-biasa saja mungkin sampai hari ini kita masih kerja rodi atau menjadi buruh romusha," ujar Fahri dengan menambahi tagar #2019PresidenRadikal.
Hak rakyat untuk mengatakan misalnya:— #2019HayyaAlalFalah (@Fahrihamzah) 7 Juni 2018
KEMENTERIAN YANG BANYAK KORUPTORNYA ADALAH KEMENDIKNAS.
Tapi bukan hak Kemendiknas untuk menuduh masjid atau kampus radikal.
BUKAN TUGAS PEMERINTAH MENGAWASI RAKYAT TAPI TUGAS RAKYAT MENGAWASI PEMERINTAH.
Jangan dibalik!
Semua pejuang kemerdekaan kita itu radikal. Mulai dari yang berunding sampai yang mengangkat senjata. . Kalau mereka tunduk seperti maunya penjajah dan menjadi biasa2 saja mungkin sampai hari ini kita masih kerja rodi atau menjadi buruh romusha. #2019PresidenRadikal— #2019HayyaAlalFalah (@Fahrihamzah) 7 Juni 2018