[PORTAL-ISLAM.ID] Pemilihan Presiden (pilpres) Turki dimajukan satu setengah tahun lebih awal 24 Juni 2018 mendatang.
Abdullah Gul (mantan Presiden Turki, teman perjuangan Erdogan yang sekarang hubungannya renggang) menyatakan bahwa ia tidak akan menjadi penantang Erdogan, ia tidak mau menjadi kandidat gabungan pihak oposisi, yang sebelumnya merayu untuk maju sebagai capres menantang Erdogan.
Dunia Barat melalui media-medianya terlihat jelas ketakutan, karena kemenangan Erdogan tak bisa mereka cegah.
Erdogan yang pada Pilpres 2014 sebelumnya menang 51,79% (menang satu putaran langsung yang diikuti 3 kandidat) diyakini bakal memenangkan Pilpres lagi, bahkan akan meningkat suaranya mengingat kali ini AKP berkoalisi dengan partai nasionalis MHP (koalisi rakyat).
Ketika kubu oposisi gagal merayu Abdullah Gul maju bertanding melawan Erdogan di pilpres, itu sudah akhir dari perlawanan. Sultan Erdogan diprediksi bakal menang mudah.
Bukan hanya karena koalisi Rakyat yang dibangun AKP terlalu kuat, tapi memang oposisi terlalu lemah. Bahkan untuk merayu Gul saja mereka gagal.
Pilpres Turki ini menjadi perhatian di Timur dan di Barat. Untuk saat ini tidak ada satupun pemimpin Islam yang dianggap lebih berbahaya oleh Barat dibanding Erdogan dan tidak ada yang lebih bisa diharapkan oleh bangsa Timur melebihi Erdogan.
Saat ini Barat sedang beradu siasat dengan Erdogan. Kabarnya dana ratusan Miliar USD sudah cair dari blok Teluk yang siap diamainkan Barat menjelang pilpres Turki.
Semua kekuatan kudeta Juli silam kembali ambil bagian dalam menghabisi Erdogan di pemili depan, baik unsur kudeta luar mapun dalam negeri.
Barat dan Arab yang sok ngebarat punya kepentingan agar AKP dan Erdogan kalah dalam pemilu nanti. Namun harapan mereka pun akan kembali sirna, seperti upaya mereka dalam kudeta Juli dan kemudian dihajar habis-habisan oleh Erdogan.
Kenapa Erdogan begitu serius dalam pemilu kali ini? Karena ini moment lahirnya Turki baru. Turki peninggalan Attaturk akan tiada dan Turki sebagai pusat peradaban baru akan muncul.
Kenapa musuh-musuh Turki baik di luar maupun di dalam negeri begitu tegang dan berusaha sekuat tenaga agar Erdogan kalah di pilpres? Bahkan Abdullah Gul dirayu untuk maju melawan Erdogan walau akhirnya gagal?
Jawabannya karena mereka sangat paham bahwa peradaban baru yang mereka takutkan itu sejatinya sudah lahir sejak berkuasanya politik Islam di Turki. Jika Erdogan berhasil melewati moment bersejarah ini (memenangkan Pilpres dan berlakunya sistem baru Presidensil) maka konspirasi terhadap Turki akan semakin jauh dari kata berhasil.
Turki wabilkhusus Istanbul adalah "rumah" bagi semua kalangan terlepas apa agama dan warna kulitnya sejak era Utsmany. Hari ini sejarah tersebut mulai terulang.
Di era Utsmany, Istanbul adalah tempat berlindung bagi umat Islam, bahkan bagi Yahudi dari Eropa.
Salah satu contohnya adalah gelombang kedatangan muslim dari Aljazair ke Istanbul, atau muslim Tunis yang bahkan mereka dengan suka rela menjadi tentara khilafah Utsmaniyah.
Para pejabat Tunis yang datang ke Istanbul mencari suaka politik memilih tinggal di Istanbul walau kondisi Tunis kembali stabil. Begitupun yang dirasakan pendatang lainnya. Itu sebabnya saat ini Istanbul menjadi salah satu kota di dunia yang penduduknya paling beragam.
Hari ini hal tersebut kembali terjadi. Sejak Erdogan dan Islam Politik berkuasa di Turki, Istanbul menjadi tujuan berlindung umat Islam, khususnya negara-negara yang dilanda Arab Spring.
Pengungsi dari Irak, Suriah, Yaman atau para pencari suaka politik dari Mesir dll mereka lebih memilih Istanbul dibanding Riyadh. Kenapa?
Karena di bawah kepemimpinan Erdogan saat ini Turki sudah menjadi rumah bersama yang nyaman dan tanpa disadari sudah menjadi harapan umat Islam.
Politik Turki di Kawasan selama ini selalu berpihak pada umat Islam. Bahkan lebih dari itu, Erdogan mampu menunjukkan darah Utsmany-nya dengan terus mengayomi Saudi dan UEA walau mereka berkhianat di belakang.
Kepercayaan dan harapan umat itu sudah tumbuh, peradaban baru itu telah lahir. Cara satu-satunya adalah menghabisi Erdogan si sultan "nakal". Apapun caranya.
Mulai dari memasukkan racun ke makanan Erdogan sampai kudeta militer, namun semua itu gagal bahkan Erdogan dengan AKP semakin kuat.
Dengan pemilu ini artinya sebentar lagi Turki akan memasuki era baru dipimpin oleh Erdogan. Ini adalah kesempatan langka mungkin juga terakhir bagi kekuatan pendengki untuk menghalangi cita-cita rakyat Turki menjadi bangsa dengan peradaban besar.
Wajar para mafia internasional habis-habisan ingin menjegal Erdogan. Apapun mereka lakukan, bahkan cara yang tidak logis mereka tempuh yaitu merayu Gul yang jelas-jelas masih loyal kepada AKP.
Kenapa Erdogan bisa kuat dihadapan konspirasi internasional yang sungguh dahsyat itu? Karena dia berpolitik dengan cara-cara manusiawi. Dia memakai cara pandang manusia dalam bertindak dituntun oleh wahyu dari langit.
Hitung-hitungan politiknya masuk akal dan tidak serampangan. Jika kalian gali cara pandang AKP dalam berpolitik, tidak ada namanya itu "asal berkah walau kalah". Politik yang dipahami Erdogan adalah kemenangan dan kekuasaan.
Dakwah yang dipahami Erdogan dan AKP adalah kasih sayang. Jangan kaget melihat Erdogan menangis di gubuk kecil rumah kader AKP tapi di lain waktu begitu garang di hadapan Merkel dan para pemimpin UE yang munafik.
Erdogan bersama kader AKP bisa memahami Dakwah dan Politik dengan baik. Mereka tidak lagi ribut dengan nama tapi lebih senang bicara isi. Ini yang membuat mereka kuat, urusan dalam kepala dan dada mereka telah selesai.
Hasmi Bakhtiar
(Pengamat Internasioal, Lille)