[PORTAL-ISLAM.ID] "Kembalian 200 perak dituker permen lo diem aja... Pertalite naik Rp 200 lo ngomel.. ENTE SEHAT?"
Itu celotehan grup pembela rezim "KataKita".
Rp 200 itu sepertinya KECIL
TAPI kalau dikalikan dengan total konsumsi BBM maka kita akan dapatkan ANGKA FANTASTIS.
Total konsumsi BBM per tahun adalah 75 Juta Kilo Liter.
Kenaikan Rp 200 x 75 Juta Kiloliter = Rp 200 x 75.000.000.000
Ketemu angka = Rp 15.000.000.000.000 alias 15 TRILIUN
Jadi kenaikan harga BBM "cuma" 200 perak, maka keuntungan mereka naik Rp 15 TRILIUN PER TAHUN !!!
Atau Rp 15 Triliun/365 hari = Rp 41.095.890.411 alias 41 MILIAR PER HARI
YA. Dengan kenaikan "cuma" Rp 200, Mereka MENGERUK DUIT RAKYAT "CUMA" Rp 41 MILIAR PER HARI.
***
Itu baru soal keuntungan yang dikeruk dari duit rakyat. Bagaimana dengan efek domino kenaikan harga BBM?
Praktisi pertambangan Agus Santoso di akun fbnya menyatakan:
"Ini celoteh Kata Kita yang menggiring pembodohan publik...
Para cebong pasti mengangguk-angguk setuju..
Padahal 200 peraknya yang diisi ke tanki bus, angkot, dan truck-truck berkapasitas 100 liter akan berakibat pada harga komoditi yang diangkut, lalu harga di pasaran naik, harga sembako naik diiringi harga-harga lain naik, inflasi naik sementara pertumbuhan ekonomi cuma mangkrak di 5%.
Rakyat lugu sok bijak menasehati agar tak protes saat harga kenaikan BBM. Giliran barang belanjaan naik malah ngomel, gaji gak naik malah demo.. giliran dapet kenaikan harga diem-diem malah nasehatin orang untuk bijak.
Itu kepala bagusnya dikocek aja biar bisa mikir.. Maka para follower Kata Kita rata-rata otaknya jarang dipake, mudah dibegoin.. Masa' Pertalite dianalogikan sama permen, itu sudah gak "apple to apple"... Masih mau angguk-angguk beruk juga bong?"