[PORTAL-ISLAM.ID] Program pendidikan penguatan karakter (Full Day School) yang dicanangkan Menteri Pendidikan Kebudayaan Muhadjir Effendy, ternyata merupakan keinginan dari Presiden Joko Widodo.
Muhadjir menerangkan bahwa program itu bagian dari visi misi Presiden Jokowi dalam rangka penguatan karakter. Sebab, dalam Nawacita, untuk pendidikan karaktet porsinya 70 persen di sekolah dasar sampai menengah.
"Ini kebijakan presiden bagian dari program penguatan karakter," kata Muhadjir seperti dilansir Jawa Pos.
Meskipun bukan idenya, sebagai pembantu presiden, maka dirinya punya kewajiban untuk mengimplementasikan apa yang menjadi visi misi presiden selaku bos nya.
"Ini bukan mau saya. Mau saya, saya sebagai pembantu presiden harus betul-betul bisa melaksanakan apa yang menjadi visi misi presiden," tambahnya.
Pernyataan itu katanya sama sekali tidak bermaksud untuk membawa-bawa nama Jokowi. "Bukan saya berlindung di Bapak Presiden. Kalau memang ada kesalahan saya pertanggungjawabkan sebagai menteri pendidikan yang membantu beliau. Segala konsekuensi, Insya Allah saya orang yang tidak lari dari tanggung jawab," tegas Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.
Link: http://www.jawapos.com/read/2017/06/13/137378/terungkap-program-sekolah-5-hari-ternyata-kemauan-presiden-jokowi
TAPI KENAPA... kalangan NU yang menolak FDS malah menyasar Menterinya?
Bahkan dalam demo yang terekam video dan jadi viral, massa pendemo berteriak "Bunuh bunuh... bunuh Menterinya. Bunuh Menterinya sekarang juga."
(baca: WADUH! Demo NU Tolak FDS, Peserta Aksi Teriakan "Bunuh Menteri")
KENAPA MEREKA TIDAK MENYASAR PRESIDEN JOKOWI??? yang notabene program FDS sekolah 5 hari kerja adalah kemauan Jokowi. Sedang Pak Menteri hanya mengimplementasikan kemauan Presiden.
Apa karena Pak Menteri dari Muhammadiyah???
Jangan mau dibentur-benturkan dua ormas besar ini seperti dulu zaman PKI.
Berkacalah dari sejarah.