Oleh: Tengku Zulkifli Usman
(Analis Politik Dunia Islam & Internasional)
Hampir pasti, 90% Ridwan Kamil akan head to head dengan Deddy Mizwar di pilkada Jabar 2018.
Pada dasarnya efek Deddy Mizwar gak terlalu hebat, Demiz hanya menang popularitas, kalau akseptabilitas RK masih tertinggi.
Dalam beberapa minggu ini saya melihat beberapa survei independen non partisan, RK masih unggul di banyak sisi.
Bahkan 37% masyarakat jabar sudah menentukan pilihan ke RK jika RK jadi maju, dan mereka sudah gak akan berpindah lagi ke calon lain meskipun pilgub masih lama.
Artinya RK sudah punya pemilih loyal untuk modal nyagub, siapapun yang akan mengusungnya.
Kalau PDIP dan Golkar bilang gak mau sama RK, itu hanya halusinasi politik, mereka sengaja proof balloon, mau lihat reaksi PKS dan Gerindra saja yang sudah duluan nyalonin Demiz-Syaikhu.
Harus diakui, RK adalah lawan berat, kalau ada yang meremehkan RK, saran saya agar menahan diri dan tidak sombong, saya setiap saat terus cek n ricek data di lapangan.
Sebagai analis politik, saya gak boleh asal bicara, RK memang menemukan momentum kursi Jabar 1 pasca kursi Bandung 1.
Namun meskipun begitu, RK saya lihat juga tidak sakti, apalagi sakti banget, gak juga, namun memang dibanding Demiz, RK diatas angin.
RK bisa dikalahkan jika mesin PKS dan Gerindra kerja maksimal tanpa terpengaruh hasil survei, karena semakin mendekati hari H nanti, survei akan semakin banyak yang membingungkan publik.
RK bisa dikalahkan juga, jika calon yang muncul nanti lebih dari 3, bahkan jika calonnya hanya 3 saja, masih ada peluang mengalahkan RK dan koalisinya.
Sekali lagi, Demiz-Syaikhu secara personal gak terlalu ngefek, nafas mereka hanya di mesin PKS Gerindra, gak lebih.
Saya bersama Demiz-Syaikhu seperti sikap saya sejak awal gak akan berubah, apapun hasilnya, apapun endingnya, tapi saya netral dalam sikap analisa dan akan terus mengoreksi Demiz-Syaikhu sampai hari H, sampai menang, semoga.