"Berat Badan dan Doa"
Oleh: dr. Patrianef, SpB
(Dokter Spesialis Bedah Umum Subspesialis Bedah Vaskular di RSCM)
Waktu saya masih SMA dan di FK, kurus banget. Saya waktu itu sangat berharap agar memperoleh tambahan berat badan barang sekilo atau 2 kilogram. Datang ke dokter dengan harapan bertambah berat badan.
Semasa bertugas di Puskesmas saya merasakan berat badan naik setiap hari. Padahal saat itu bekerja setiap hari dan naik turun bukit minimal 2 kali seminggu pada saat bertugas untuk pelayanan Posyandu dan Puskesmas Keliling di wilayah kerja. Jarak tempuh jauh dan hanya sebagian yang bisa ditempuh dengan kenderaan bermotor. Sebagian lagi ditempuh dengan jalan kaki.
Tidak ada masalah bagi saya waktu itu dengan penambahan berat badan yang banyak itu. Perasaan saya baik baik saja.
Beberapa tahun terakhir saya mulai merasa tidak nyaman dengan berat badan ini. Mulai ada usaha untuk menurunkan berat badan ini. Konyolnya walau makan sedikit, timbangan tetap bergerak terus kekanan. Mungkin karena metabolisme badan yang mulai berkurang sehingga mungkin nyaris semua makanan disimpan menjadi lemak tubuh.
Lalu apa hubungan berat badan dan doa? tunggu dulu. Jangan marah dan jangan cemberut. Juga jangan senyum senyum kecil atau senyum nakal.
Bagi saya tetap ada hubungan antara doa dan berat badan. Saya yakin bagi yang badannya gemuk, apalagi jika pakai tambahan "sekali" salah satu harapan dan menjadi doanya adalah agar lemak lemak yang mengganggu itu dibuang dari tubuh mereka. Cuma memang kadang doa dan usaha tidak seimbang. Doa dan harapan lebih banyak ketimbang usaha.
Bagi yang badannya kurus tentu berharap badannya lebih "berisi", itulah doa dan harapan mereka. Walaupun kadang mereka heran walaupun makan banyak, badan mereka tetap tidak berisi.
Jika ada yang mendoakan saya agak sedikit gemuk pada saat saya kurus tentu tidak masalah. Jika ada yang mendoakan saya agar menjadi lebih kurus pada saat saya gemuk tentu juga ga masalah. Yang membuat saya kesal tentu jika ada yang mendoakan saya tambah kurus sementara saya sudah kurus. Jelas jelas niatnya jahat. Atau sebaliknya, badan saya sudah segede gajah tetapi masih didoakan tambah gemuk, jelas jelas mereka yang mendoakan bermaksud jelek buat saya. Jangan jangan mereka berharap saya terkena serangan "stroke" dan mati mendadak.
Saya yakin jika ada yang mendoakan saya didepan umum tentu doanya baik baik. Jika tidak baik tentu kutukan atau umpatan namanya. Bagi saya persoalannya, mungkin tidak ada yang spesifik mendoakan saya karena saya bukan siapa siapa. Kecuali bagi keluarga saya. Saya pasti akan sangat bangga jika ada yang mendoakan saya dengan menyebut nama saya. Kalau perlu saya rekam dan saya sebarkan di medsos dengan penuh kebanggaan.
Konyol memang jika doa jadi trending topik dan dibahas di media sosial.
Selamat menunaikan ibadah Jumat bagi sahabat sahabat saya. Saya yakin bahwa para Kiai, Ustad dan Ulama akan mendoakan yang baik baik bagi Negara Kita, Pemimpun kita dan kita semua. Insya Allah.
Panjang umur Republik Indonesia...Dirgahayu
Jakarta, 18 Agustus 2017
(dr Patrianef)
__
*Sumber: fb dr Patrianef